DISKUSI PUBLIK
“LARANGAN AKTIVITAS MALAM: REGULASI ATAU INSTRUKSI ?”
Dasar Pemikiran
Lembaga kemahasiswaan Universitas Hasanuddin kembali dibuat gaduh oleh aturan yang dikeluarkan oleh rektorat Universitas Hasanuddin. Belum reda rasa geli dikarenakan aturan “dilarang gondrong” beberapa bulan lalu, tertanggal 7 Desember lalu, kampus kembali mengeluarkan aturan pelarangan aktivitas malam di kampus. Di dalam surat edarannya, tertera, bentrokan yang terjadi antara mahasiswa Fakultas MIPA dan mahasiswa Fakultas Teknik minggu malam lalu adalah salah satu alasan utamanya. Bentrokan mahasiswa, lebih lanjut dituliskan, juga berpotensi menyebabkan kerusakan fasilitas-fasilitas kampus. Di samping itu, alasan lain yang menjadi dasar dikeluarkannya surat edaran ini adalah membengkaknya biaya listrik yang harus dibayarkan oleh kampus.
Tidak butuh waktu lama setelah surat edaran (dadakan) itu dikeluarkan, pada malam tanggal 7 Desember, kampus segera melancarkan agresi pertamanya. Pihak kampus, diwakili oleh WR III, yang dikawal oleh berlapis lapis pengamanan di belakangnya, membubarkan aktivitas-aktivitas lembaga kemahasiswaan. Namun yang mengejutkan bagi para fungsionaris lembaga kemahasiswaan adalah, terlibatnya aparat Kepolisian beserta TNI dalam agenda pembubaran—untuk tidak menyebutnya pengusiran—mahasiswa pada malam yang menyedihkan itu. Alih-alih datang dengan komunikasi yang baik, pihak kampus beserta lapisan-lapisan pengamanaannya, dengan kasar membubarkan, bahkan masuk mengobrak abrik sekretariat lembaga kemahasiswaan. Begitulah isu pelarangan aktivitas malam ini bergulir dengan cepat di kampus merah Universitas Hasanuddin.
Setiap kebijakan, lazimnya memang akan menuai berbagai respon dari publik, dalam hal ini mahasiswa untuk konteks di dalam kampus. Namun, sebagai masyarakat intelektual, penetuan ‘standing position’ atau keberpihakan terhadap suatu isu, tentu tidak patut jika diambil dengan cara reaksioner. Kita dituntut untuk menelaah lebih dalam suatu permasalahan sebelum mengeluarkan argumen tertentu sebagai respon atasnya.